Fardan alghipari
Monday, March 23, 2020
Friday, January 17, 2020
Wednesday, December 25, 2019
ASPEK-ASPEK DI DALAM APPLICATION CONTROL FRAMEWORK
ASPEK-ASPEK
DI DALAM APPLICATION CONTROL FRAMEWORK
Disusun
Oleh :
Desi
Natalia (11116835)
Fardan
Alghipari (12116630)
Marliana
Dwi (14116274)
Rizki
Ferditama (16116564)
Ridwan
Fajar (16116355)
Kelas
: 4KA24
Audit
Sistem Informasi
Universitas
Gunadarma
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ASPEK-ASPEK PADA
MANAGEMENT APPLICATION CONTROL FRAMEWORK ini tepat pada waktunya.
Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
pada sementer tujuh pada mata kuliah AUDIT SISTEM
INFORMASI . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang APPLICATION CONTROL FRAMEWORK bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lily Wulandari,
selaku dosen mata kuliah Audit Sistem Informasi yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Bekasi, 24 Desember 2019.
Daftar Isi
Pengendalian Aplikasi (Application Control)
Menurut Ruppel (2008, hal. 537-538) Pengendalian
Aplikasi membantu memastikan kelengkapan dan keakuratan pemrosesan trans aksi,
otorisasi, dan pemeriksaan edit validitas, pemeriksaan urutan numerik, dan
tindak lanjutmanual dari laporan merupakan contoh dari Pengendalian Aplikasi.
Menurut Gondodiyoto (2007: 372), Pengendalian Aplikasi
adalah sistem pengendalian intern pada sistem informasi berbasis teknologi
informasi yang berkaitan dengan pekerjaan atau aplikasi tertentu (setiap
aplikasi memiliki karakteristik dan kebutuhan pengendalian yang berbeda).
Pengendalian aplikasi diperlukan untuk mengurangi terjadinya risiko, atau jika
risiko ternyata terjadi juga, hendaknya tingkat kerugiannya seminimal mungkin.
Pengendalian Aplikasi (Application Control) adalah sistem pengendalian intern (internal control) pada sistem informasi berbasis teknologi informasi yang berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan aplikasi tertentu (karena setiap aplikasi memiliki karakteristik dan kebutuhan pengendalian yang berbeda-beda). Pengendalian aplikasi terdiri dari :
-
Pengendalian Batas-Batas (Boundary
Control)
-
Pengendalian Input (Input Control)
-
Pengendalian Proses (Processing Control)
-
Pengendalian Komunikasi Aplikasi
(Communication Control)
Penanggungjawab atau yang menentukan tipe pengendalian
aplikasi ialah penanggungjawab teknis tim aplikasi yaitu desainer sistem atau
sistem analisisnya. Unsur-unsur sistem pengendalian intern aplikasi ialah :
1. Pengendalian Batas-Batas (Boundary Control)
Pengendalian batas-batas sistem
aplikasi / boundary control adalah interface antara users dengan sistem
berbasis teknologi informasi. Tujuan utama Boundary Controls adalah antara lain
:
-
Untuk mengenal identitas dan otentik atau
tidaknya pemakai sistem, artinya suatu sistem yang didesain dengan baik
seharusnya dapat mengidentifikasi dengan tepat siapa users tersebut, dan apakah
identitas diri yang dipakainya otentik.
-
Untuk menjaga agar sumber daya sistem
informasi digunakan oleh user dengan cara yang telah ditetapkan.
Contoh dari pengendalian
batas :
-
Otoritas akses ke sistem aplikasi
-
Identitas dan otentisitas pengguna
2. Pengendalian Masukan (Input Control)
Pengendalian masukan (input control)
dirancang dengan tujuan untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input
adalah valid, lengkap, serta bebas dari kesalahan dan peyalahgunaan. Input
control ini merupakan pengendalian aplikasi yang penting karena input yang
salah akan menyebabkan output yang juga akan keliru. Mekanisme masukan data
input ke sistem dapat dikategorikan ke dalam dua cara yaitu :
-
Batch System (Delayed Processing Systems)
-
Online Transaction Processing System (Pada
umumnya bersifat real time system)
2.1
Batch system
Dalam sistem ini, data
diolah dengan satuan kelompok dokumen, dan delayed processing system
(pengolahan bersifat tertunda). Contoh pengendalian input dengan sistem batch :
-
Data capturing
-
Batch data preparation
-
Batch data entry
-
Validation
2.2 Online Transaction
Processing System
Pada sistem tersebut data
masukan dientri dengan workstation/terminal atau jenis input device seperti ATM
(automatic teller machine) dan POS (point of sales). Meskipun online tetapi
bisa saja dengan memakai pola batch, tetapi biasanya online dikaitkan dengan
real time system, artinya updating data di komputer bersamaan dengan terjadinya
transaksi.
Contoh dari pengendalian
input :
-
Otoritas dan validasi masukan
-
Transmisi dan konversi data
-
Penanganan kesalahan
3. Pengendalian Proses (Processing Control)
Pengendalian proses diperlukan dalam
pengendalian intern utntuk mendeteksi terjadinya perubahan data yang sudah
valid menjadi error karena kesalahan proses. Kesalahan yang paling mungkin
terjadi adalah kesalahan logika program, salah rumus, salah urutan program, dan
sebagainya. Contoh pengendalian proses antara lain :
-
Dokumentasi program dan tes secara lengkap
-
Source code dijadikan absolute code
-
Prosedur program change request yang
formal
-
Count untuk read and write
-
Processing logic check
-
Run to run check
-
Inter subsystems check
-
File and program check
-
Audit trail linkage
-
Data reasonable test
-
Cross footing test
4. Pengendalian Komunikasi Aplikasi (Communication
Control)
Pengendalian komunikasi aplikasi
diperlukan untuk manajemen jaringan. Misalnya :
-
Cryptographic control
-
Pengaturan tentang digital signature
5. Sifat-Sifat Pengendalian Internal
Pengendalian
internal digolongkan dalam preventive, detection dan corrective :
-
Preventive control, yaitu pengendalian
internal yang dirancang dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan atau mencegah
dan menjaga jangan sampai terjadi kesalahan, kekeliruan, kelalaian dan juga
error maupun penyalahgunaan (kecurangan, fraud).
-
Detection control, yaitu pengendalian yang
didesain dengan tujuan agar apabila data direkam (dientry) atau dikonversi dari
media sumber (media input) untuk ditransfer ke sistem komputer dapat dideteksi
apabila terjadi kesalahan (tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan).
-
Corrective control, ialah pengendalian
yang sifatnya jika terdapat data yang sebenarnya error tetapi tidak terdeteksi
oleh program validasi, maka harus ada prosedur yang jelas tentang bagaimana
melakukan perbaikan terhadap data yang salah, dengan maksud untuk mengurangi
kemungkinan kerugian.
1.1 Pengendalian
bersifat prevention objective
-
Manual book
-
Pelatihan
-
Lingkungan kerja
-
Bentuk layar
-
Pembatasan akses fisik
-
Otorisasi dengan password
1.2 Pengendalian
bersifat detection objective
-
Validasi kesesuaian kode entri dengan kode
yang sudah tersimpan
-
Uji field (jenis data yang diinput)
-
Limit test
-
Check digit test
1.3 Pengendalian
bersifat correction objective
-
Keying error diatasi dengan merekam ulang
data
-
Source error datasi dengan klarifikasi
dengan data sumber
6. Aktivitas Pengendalian
Menurut
Weygandt (2011), terdapat enam prinsip aktivitas pengendalian, yaitu :
-
Penetapan tanggung jawab
-
Pembagian tugas
-
Prosedur dokumentasi
-
Pengendalian fisik
-
Verifikasi internal yang dilakukan secara
independen
-
Pengendalian sumber daya manusia
-
7. Fungsi Internal Auditor
Menurut
Hunton et.al. dalam Basalamah (2011: 17), seorang auditor TI sebaiknya mampu
melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
1. Mengevaluasi
pengendalian atas aplikasi-aplikasi tertentu, yang mencakup analisis terhadap
risiko dan pengendalian atas aplikasi-aplikasi seperti ebusiness, sistem
perencanaan sumber daya perusahaan.
2. Memberikan
asersi (assurance) atas proses-proses tertentu, seperti audit dengan
prosedur-prosedur tertentu yang disepakati bersama dengan auditee mengenai
lingkup asersi.
3. Memberikan
asersi atas aktifitas pengolahan data pihak ketiga dengan tujuan untuk
memberikan asersi bagi pihak lain yang memerlukan informasi mengenai aktifitas
pengendalian data yang dilakukan oleh pihak ketiga tersebut.
4. Pengujian
penetrasi, yaitu upaya untuk mengakses sumber daya informasi guna menemukan
kelemahan-kelemahan yang ada dalam pengolahan data tersebut.
5. Memberikan
dukungan atas pekerjaan audit keuangan yang mencakup evaluasi atas risiko dan
pengendalian TI yang dapat mempengaruhi kehandalan sistem pelaporan keuangan.
6. Mencari
kecurangan yang berbasis TI, yaitu menginvestigasi catatan-catatan komputer
dalam investigasi kecurangan.
Tujuan
Menurut Mulyadi (2002:178) tujuan pengendalian intern terbagi atas dua
yaitu:
1. Menjaga kekayaan perusahaan
-
Penggunaan kekayaan perusahaan hanya
melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan,
-
Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan
yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
-
Pelaksanaan transaksi melalui sistem
otorisasi yang telah ditetapkan,
-
Pencatatan transaksi yang terjadi tercatat
dengan benar di dalam catatan akuntansi perusahaan.
Contoh Aplikasi
Berdasarkan unsur-unsur yang terdapat dari pengendalian
internal aplikasi diatas salah satu Contoh dari aplikasinya yaitu mesin ATM.
Ketika nasabah melakukan proses pengambilan uang di ATM,
kemudian nasabah tersebut akan memasukkan kartu dan diminta PIN (password).
Setelah memasukkan pin maka nasabah tersebut akan memasukkan nominal atau
jumlah uang yang akan diambil, lalu ATM tersebut akan memproses permintaan
nasabah dan memeriksa apakah saldo tersebut cukup sesuai dengan ketentuan bank.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
Pengendalian Aplikasi
membantu memastikan kelengkapan dan keakuratan pemrosesan transaksi, otorisasi,
dan pemeriksaan edit validitas, pemeriksaan urutan numerik, dan tindak lanjut
manual. Mengevaluasi pengendalian atas aplikasi-aplikasi tertentu, yang
mencakup analisis terhadap risiko dan pengendalian atas aplikasi-aplikasi
seperti e-business, sistem perencanaan sumber daya perusahaan.
Daftar Pustaka :
ASPEK-ASPEK PADA MANAGEMENT CONTROL FRAMEWORK
ASPEK-ASPEK PADA MANAGEMENT
CONTROL FRAMEWORK
Disusun
Oleh :
Desi
Natalia (11116835)
Fardan
Alghipari (12116630)
Marliana
Dwi (14116274)
Rizki
Ferditama (16116564)
Ridwan
Fajar (16116355)
Kelas
: 4KA24
Audit
Sistem Informasi
Universitas
Gunadarma
2019
Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ASPEK-ASPEK
PADA MANAGEMENT APPLICATION CONTROL FRAMEWORK ini tepat pada
waktunya.
Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
pada sementer tujuh pada mata kuliah AUDIT SISTEM
INFORMASI . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang APPLICATION CONTROL FRAMEWORK bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lily Wulandari,
selaku dosen mata kuliah Audit Sistem Informasi yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Bekasi, 24 Desember 2019.
Daftar Isi
Pengendalian Umum (General Control)
Menurut Sawyer, Dittenhofer, & Scheiner (2005,
hal.549), Pengendalian Umum terdiri dari kontrol-kontrol dalam sistem informasi
dan lingkungan pengguna yang masuk ke semua atau sebagian besar aplikasi.
mereka termasuk kontrol seperti pemisahan tugas yang tidak kompatibel, prosedur
pengembangan sistem, keamanan data, semua kontrol administratif, dan kemampuan
pemulihan bencana.
Menurut Gondodiyoto (2007: 301), pengendalian umum
adalah sistem pengendalian intern komputer yang berlaku umum meliputi seluruh
kegiatan komputerisasi sebuah organisasi secara menyeluruh. Ruang lingkup dalam
pengendalian umum adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Top Management
Dalam lingkup ini termasuk pengendalian
manajemen sistem operasi (information system management controls). Pengendalian
top level management adalah sistem pengendalian internal yang ada pada suatu
organisasi yang mendorong keterlibatan, kepedulian dan tanggung jawab pucuk
pimpinan organisasi terhadap kegiatan teknologi informasi pada organisasi
tersebut.
2. Pengendalian Manajemen Pengembangan Sistem
Pengendalian Manajemen Pengembangan
Sistem (system development management controls termasuk manajemen program
(programming management controls). Pengendalian pengembangan dan pemeliharan
sistem diperlukan untuk mencegah dan mendeteksi
kemungkinan kesalahan pada waktu pengembangan dan pemeliharaan sistem
(system development maintenance), serta untuk memperoleh keyakinan memadai
bahwa sistem berbasis teknologi informasi dikembangkan dan dipelihara dengan
cara yang efisien dan melalui proses otorisasi yang semestinya.
3. Pengendalian Manajemen Sistem Informasi
Pengendalian Manajemen Sistem
Informasi (Information System Management Controls).
Mengendalikan alternatif model
pengembangan proses sistem informasi sehingga digunakan sebagai dasar
pengumpulan dan pengevaluasian bukti.
4. Pengendalian Manajemen Sumber Data
Pengendalian Manajemen Sumber Data (data
resources management controls).
Di dalam suatu sistem berbasis
teknologi informasi, pengendalian sumber data (data resources management
controls) yang baik adalah:
a. User
harus dapat berbagi data (data sharing among users)
b. Data
harus tersedia untuk digunakan kapan saja, di manapun, dan dalam bentuk apapun
(sudah tentu dengan aturan akses/wewenang yang jelas)
c. Sistem
manajemen data harus menjamin adanya sistem penyimpanan yang efisien, tidak
terjadi redudansi data, adanya data security, data integrity, dan data independence.
d. Data
harus dapat dimodifikasi dengan mudah (user friendly) oleh yang berwenang
seusuai dengan kebutuhan user.
5. Pengendalian Manajemen Operasi
Pengendalian Manajemen Operasi
(operational management controls).
Merupakan jenis pengendalian intern
yang didesain untuk menciptakan kerangka kerja organisasi, pendayagunaan sumber
daya informasi, dan pembagian tugas yang baik dalam suatu organisasi yang
menggunakan sistem berbasis teknologi informasi. Sumber daya informasi meliputi
hardware, software, netware, brainware, data itu sendiri dan seluruh komponen
yang diperlukan untuk mendukung berlangsungnya operasi sistem informasi yang
baik.
6. Pengendalian Manajemen Keamanan
Pengendalian Manajemen Keamanan (security
management controls).
Pengendalian ini dimaksudkan untuk
menjamin agar aset sistem informasi tetap aman. Aset sumber daya informasi
mencakup fisik (perangkat mesin dan fasilitas penunjangnya) serta aset tak
berwujud (non fisik, misalnya data/informasi, dan program aplikasi komputer).
Keamanan sistem komputer mencakup keamanan perangkat keras, perangkat lunak,
data/informasi, sistem prosedur dan manusia.
Menurut Weber (1999: 257)
pengendalian terhadap manajemen keamanan secara garis besar bertanggung jawab
dalam menjamin aset sistem informasi tetap aman. Ancaman utama terhadap
keamanan dapat bersifat karena alam, oleh manusia yang bersifat kelalaian
maupun kesengajaan, antara lain:
a. Ancaman
kebakaran
Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk
ancaman kebakaran adalah:
-
Memiliki alarm kebakaran otomatis yang
diletakkan pada tempat dimana aset-aset sistem informasi berada.
-
Memiliki tabung kebakaran yang diletakkan
pada lokasi yang mudah diambil.
b. Ancaman
banjir
Beberapa pelaksanaan pengamanan untuk
ancaman banjir adalah:
-
Semua material aset sistem informasi
diletakkan di tempat yang tinggi.
c. Perubahan
tegangan sumber energi
Pelaksanaan pengamanan untuk
mengantisipasi perubahan tegangan sumber energi listrik, misalnya menggunakan
stabilizer ataupun uninteruptable power supply (UPS) yang memadai yang mampu
meng-cover tegangan listrik jika tiba-tiba turun.
d. Kerusakan
struktural
Kerusakan struktural biasanya terjadi
karena bencana alam seperti gempa, angin ribut.
e. Hacker
Pelaksanaan pengamanan terhadap
hacker, yaitu:
-
Penggunaan kontrol logika seperti
penggunaan password yang sulit untuk ditebak.
-
Penggunaan firewall.
f. Virus
dan worm
Pelaksanaan pengamanan terhadap virus
dan worm, yaitu:
-
Tindakan preventive, seperti meng-install
anti virus dan meng-update secara rutin, melakukan scan file yang akan
digunakan.
-
Tindakan detective, seperti melakukan scan
secara rutin.
-
Tindakan corrective, seperti memastikan
back up data bebas virus, pemakaian antivirus terhadap file yang terinfeksi.
7. Quality Assurance
Pengertian Quality Assurance
(QA)
Pengertian Quality
Assurance (QA) apabila diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia artinya
adalah Penjaminan Kualitas. Istilah “Assurance” atau jaminan menyatakan suatu
kepastian ataupun kepercayaan terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan.
Tujuan dari Quality
Assurance (QA) adalah menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan memastikan
proses pembuatan produk tersebut sesuai dengan standar dan persyaratan yang
telah ditentukan.Quality Assurance atau disingkat dengan QA merupakan proses
yang pro-aktif yaitu melakukan penekanan terhadap perencanaan, dokumentasi dan
penentuan panduan kualitas pada awal proyek dimulai untuk memahami persyaratan
dan standar kualitas yang diharapkan.Setelah semua persyaratan dan standar
kualitas yang diinginkan tersebut di-identifikasikan, maka diperlukan
pengembangan perencanaan untuk memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang
diinginkan tersebut.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian Quality
Assurance (QA) adalah mencakup monitoring, uji-tes dan memeriksa semua proses
produksi yang terlibat dalam produksi suatu produk. Guna memastikan semua
standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen dari produk atau layanan yang
disediakan oleh perusahaan untuk memberikan jaminan kualitas sesuai standar
yang diberikan oleh perusahaan.
8. Quality
Audit
Pada Quality Audit, suatu tim ahli yang berasal dari pihak ketiga
eksternal (bukan dari internal perusahaan) akan melakukan peninjauan proses dan
prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan.Jika ditemukan perbedaan antara
apa yang dilakukan dengan apa yang dinyatakan dalam prosedur atau proses maka
perusahaan yang bersangkutan (perusahaan yang diaudit) diminta untuk melakukan
tindakan perbaikan (Corrective Action).Pihak ketiga dari eksternal tersebut juga
akan memberikan saran-saran untuk perbaikan pada proses-prosesnya. Quality
Audit ini memastikan proses dan prosedur yang telah disetujui dan yang telah
ditentukan tersebut telah dilaksanakan dengan baik dan diikuti oleh pihak yang
bersangkutan.
9. Manfaat Quality Assurance (QA)
Diantaranya
manfaat dari Quality Assurance adalah :
- Memberikan
kepuasan kepada pelanggan.
- Memotivasi
tim dalam bekerja lebih baik dengan kualitas yang tinggi.
- Menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi.
- Menghindari
pemborosan (waste).
- Mengurangi
pekerjaan ulang yang merugikan perusahaan dalam segi finansial maupun
waktu.
- Meningkatkan
efisiensi operasional.
- Meningkatkan
kepercayaan pelanggan.
10. Keahlian Quality Assurance (QA)
Berikut adalah beberapa keahlian yang harus dimiliki
seorang Qualitu Assurance (QA) :
- Detail.
- Mampu bekerja sama.
- Mampu dalam pengumpulan data.
- Manajemen dan analisis.
- Menganalisis masalah dan
pemecahan masalah perencanaan dan pengorganisasian keputusan Pengambilan
keputusan.
- Orientasi layanan pelanggan.
- Pandai untuk komunikasi secara
lisan dan tertulis.
- Teliti.
Contoh Aplikasi
The Application Control
Framework (1-2)
CDG4I3 / Audit Sistem InformasiAngelina
CDG4I3 / Audit Sistem InformasiAngelina
Prima K | Gede Ary W.
KK SIDE
Kesimpulan
Sistem pengendalian intern komputer
yang berlaku umum meliputi seluruh kegiatan komputerisasi sebuah organisasi
secara menyeluruh. Ruang lingkup. manajemen keamanan secara garis besar
bertanggung jawab dalam menjamin aset sistem informasi tetap aman. Ancaman utama
terhadap keamanan dapat bersifat karena alam,
Daftar Pustaka :
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Pengertian Transaction Processing System (TPS) Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang di...
-
ASPEK-ASPEK DI DALAM APPLICATION CONTROL FRAMEWORK Disusun Oleh : Desi Natalia (11116835) Fa...